Nulis Tanpa Batas

Nulis Tanpa Batas

Perencanaan dan Instruksi Teacher-Centered

Jumat, 31 Maret 2017

 Perencanaan dan Instruksi Teacher-Centered


Perencanaan Pelajaran Teacher-Centered
            Tiga alat umum yang berguna dalam perencanaan Teacher-centered adalah menciptakan sasaran behavioral(perilaku), menganalisis tugas, dan menyusun taksonomi instruksional.
1.      Menciptakan Sasaran Behavioral
Sasaran behavioral adalah pernyataan tentang perubahan yang diharapkan oleh guru akan terjadi dalam kinerja murid. Menurut Robert Mager (1962), sasaran behavioral harus spesifik. Dalam hal ini ada bagian utama, yaitu:
-          Perilaku murid. Fokus pada apa yang akan diperlajari atau dilakukan murid
-          Kondisi di mana perilaku terjadi. Menyatakan bagaimana perilaku akan di evaluasi atau di tes.
-          Kriteria kinerja. Menentukan level kinerja yang dapat diteima.
2.      Menganalisis Tugas
Alat lain dalam perencanaan Teacher-Centered adalah analisis tugas, yang difokuskan pada pemecahan suatu tugas kompleks yang dipelajari murid mengenai komponen-komponen. Analisis ini dapat melalui tiga langkah dasar :
- Menemtukan keahlian atau konsep yang diperlaukan murid untuk mempelajari tugas.
- Mendaftar materi yang dibutuhkan untuk melakukan tugas, seperti kertas, pensil, kalkulator dan sebagainya.
- Mendaftar semua komponen tugas yang akan dilaksanakan.
3.      Menusun Taksonomi Instruksional
Taksonomi adalah sistem klasifikasi. Taksonomi ini mengklasifikasikan sasaran pendidikan menjadi tiga domain : kognitif, afektif dan psikomotor.



1.      Domain Kognitif, mengandung enam sasaran
o   Pengetahuan. Murid punya kemampuan untuk menginggat informasi.
o   Pemahaman. Murid memahami informasi dan dapat menerangkannya dengan menggunakan kalimat mereka sendiri.
o   Aplikasi. Murid menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah kehidupan nyata.
o   Analisis. Murid memecah informasi yang kompleks menjadi bagian-bagian kecil dan mengaitkan informasi dengan informasi lain.
o   Sintesis. Murid mengombinasikan elemen-elemen yang menciptakan informasi baru.
o   Evaluasi. Murid membuat penilaian dan keputusan yang baik.
Sasaran kognitif Bloom dapat dipakai saat penilaian perencanaan. Soal benar/salah, pilihan berganda, dan jawaban singkat sering kali dipakai untuk menilai pengetahuan dan pemahaman.

2.      Domain Afektif, terdiri dari lima sasaran :
o   Penerimaan. Murid mengetahui atau memperhatikan suatu lingkungan.
o   Respons. Murid termotivasi untuk belajar dan menunjukan perilaku baru sebagai hasil dari pengalaman.
o   Menghargai. Murid terlibat atau berkomitmen pada beberapa pengalaman.
o   Pengorganisasian. Murid mengintregasikan nilai baru keperangkat nilai yang sudah ada dan memberi prioritas yang tepat.
o   Menghargai Karakterisasi. Murid bertindak sesuai dengan nilai tersebut dan berkomitmen kepada nilai tersebut.

3.      Domain Psikomotor, sasaran psikomotor menurut Bloom adalah :
o   Gerak Refleks. Murid merespon suatu stimulus secara refleks tanpa perlu banyak berfikir.
o   Gerak Fundamental Dasar. Murid melakukan gerakan dasar dengan tujuan tertentu.
o   Kemampuan perseptual. Murid menggunakan indera seperti, penglihatan, pendengaran, dan sentuhan.
o   Kemampuan fisik. Murid mengembangkan daya tahan, kekuatan, fleksibelitas,dan kegesitan.
o   Perilaku nondiskusif. Murid mengomunikasikan perasaan dan emosinya melalui gerak tubuh.
Instruksi Langsung
            Instruksi langsung adalah pendekatan teacher-centerd yang terstruktur dan dirincikan oleh arahan dan kontrol guru, ekspektasi guru yang tinggi atas kemajuan murid, maksimalisasikan waktu yang dihabiskan murid untuk tugas-tugas akademik, dan usaha oleh guru untuk meminimalkan pengaruh negatif terhadap murid (Joyce & Weil, 1996).

            Fokus instruksi langsung adalah, aktivitas akademik, materi non akademik (seperti makan,game, dan teka-teki) cenderung tidak dipakai, interaksi murid guru (seperti percakapan atau perhatian tentang diri atau pribadi) juga tidak begitu ditekankan. Tujuan penting dari instruksi langsung adalah memaksimalkan waktu belajar murid (Stevenson, 2000). Waktu yang dipakai murid pada tugas-tugas akademik di kelas dinamakan waktu pembelajaran akademik. Pembelajaran membutuhkan waktu. Semakin banyak waktu pembelajaran murid, semakin besar kemungkinan mereka mempelajari materi dan meraih standart tinggi. Premis instruksi langsung menyatakan bahwa cara terbaik untuk memaksimalkan tugas akademik adalah menciptakan lingkungan belajar yang berorientasi akademik secara terstruktur.

0 komentar:

Posting Komentar