Nulis Tanpa Batas

Nulis Tanpa Batas

Tentang Kepergian

Rabu, 15 Februari 2017



Detik tak pernah melangkah mundur
ia santun menunduk pada takdir yang menuntun
meski sesekali puisiku masih mengingatmu

jarum jam ialah pengingat ulung
perihal melupakan 

jika bukan takdir yang menginginkan pergi
aku memilih tinggal di sini untuk mencintai
serupa sajak yang ditulis dengan tinta airmata 
menjadi sebentuk rindu yang masih tersisa

untukmu, entah malam ini atau lain hari,
untuk menyampaikan rindu yang acapkali menolak pergi 
sajakku akan mendatangimu dengan wajah malu-malu
jika ada waktu, ajaklah ia bicara

agar ia mengerti
rindu tak seharusnya disimpan sendiri

hari ini aku memutuskan pergi
meski sebelumnya menjadi pilihan tak terjamah
tapi ribuan tanya telah menemukan jalannya
mungkin...
langkah ini hanyalah caraku membuktikan bulatnya bumi

berjalan menjauh agar bisa menemukanmu kembali

0 komentar:

Posting Komentar