Nulis Tanpa Batas

Nulis Tanpa Batas

Terkubur

Rabu, 15 Februari 2017


Meski jauh didalam sana kita kubur sebuah perasaan orang lain. Betapa kita larut dalam perasaan tanpa memikirkan.Tak ada janji sebuah pemecahan masalah memang, tapi setidaknya ada sebuah ketenangan dan tambahan ketegaran .
Kemudian, aku hanya mampu mengabadikan setiap kepedulian dalam doa yang menanti kau aminkan. Lupakan kata “hanya”, bukankah doa ialah segalanya? Meski kau tak pernah tau betapa pedulinya aku, tapi Tuhan maha tau.
Semoga semua lekas membaik, kau dan segala urusanmu berakhir dengan baik. Biar kita tak perlu lagi setersiksa ini karna kekhawatiran.
“Jangan enggan untuk berbagi sebuah permasalahan, untukmu slalu tersedia dengan lapang lembar cerita yang luas”

_R

Hingga Lupa Cara Untuk Berhenti


Mencintai hingga lupa cara berhenti. Suatu hal bagus yang tak layak untuk dibenci sebenarnya, jika saja ini bersoal pada cinta yang tepat. namun ini sangat melenceng dari itu, ini cinta yang tak seharusnya . Meski sebenarnya semua terlihat sah-sah saja jika kita tilik dari kulitnya saja.

Aku mencintai dia, pria yang sejak pertama jumpa sudah membuat terpana. Samasekali bukan karna fisik, dia punya sesuatu yang bisa menarikku untuk lebih jauh lagi memperhatikannya. Dia sangat biasa saja, mereka yang mengejarku jauh lebih istimewa sebenarnya. Tapi entah mengapa hanya dia yang membuatku terpana, menjatuhkan hati pada saat itu juga.

Dan setelah jumpa yang tak seberapa lama itu aku menjadi buntu tiap kali mencari jalan untuk mengeluarkannya dari memoriku. Dia virus yang diluarnya menjadi merah jambu di pipiku, tapi menghaguskan sebagian pikiranku. Terbaca sangat mengerikan ya? Tapi itulah kenyataannya. Kehadirannya adalah yang paling aku butuhkan saat itu. Bahkan aku berubah menjadi seperti sosok intel wanita yang sedang mencari segala yang berkaitan dengannya. Terlihat menyita waktu sebenarnya, namun indah pada nyatanya.

Perlahan dia jadi candu yang teramat menyiksaku, malam-malam panjang penuh kesakitan yang tak terelakkan. Siang yang terasa gamang meski dikelilingi banyak orang. Hadirnya membuat hati luluh.Dia benar-benar penuh muslihat. Memberi madu untuk sekedar meracuniku. Entah apa, senyumnya atau lirikan matanya.

Kini entah sudah berapa lamanya aku dibuat begini, berusaha agar terlihat baik-baik saja. Aku semakin terus mengejar tak peduli kaki yang sudah terlalu letih berlari.

Bukan karna mauku,tapi hatiku dan aku benar-benar sudah lupa cara berhenti jika sudah begini.

Rindu Yang Candu




caramu mencintai pantas kukagumi

sentuhan manis dari jari kurasa

mengisi perlahan ruang-ruang rindu yang kautinggalkan

bersama sisa degup yang masih bertahan

ialah waktu yang membuat kita sadarpertemuan bisa saja menjadi surga atau nerakamengikis rindu yang makin menahun atau candu yang menjadikannya racunternyata benar, wangi tubuhmu telah meniupkan bait-bait surgamenjadi beliung yang tak jarang memabukkanmeski kadang sekadar semilir yang menemani tidurrampaslah ragumu dengan sentuhan lembutagar curiga makin cepat usanghingga dia berlalu meinggalkan hati dengan langkah paling bungkam

aku tak ingin terlambat menyadari

kau ialah anugerah dari doadikirim Tuhan untuk memeluk bahagiaku yang terdalam

Tentang Kepergian



Detik tak pernah melangkah mundur
ia santun menunduk pada takdir yang menuntun
meski sesekali puisiku masih mengingatmu

jarum jam ialah pengingat ulung
perihal melupakan 

jika bukan takdir yang menginginkan pergi
aku memilih tinggal di sini untuk mencintai
serupa sajak yang ditulis dengan tinta airmata 
menjadi sebentuk rindu yang masih tersisa

untukmu, entah malam ini atau lain hari,
untuk menyampaikan rindu yang acapkali menolak pergi 
sajakku akan mendatangimu dengan wajah malu-malu
jika ada waktu, ajaklah ia bicara

agar ia mengerti
rindu tak seharusnya disimpan sendiri

hari ini aku memutuskan pergi
meski sebelumnya menjadi pilihan tak terjamah
tapi ribuan tanya telah menemukan jalannya
mungkin...
langkah ini hanyalah caraku membuktikan bulatnya bumi

berjalan menjauh agar bisa menemukanmu kembali

Lebih Rindu

Malam ini, rindu datang menyapa.
entah dari mana asalnya dan sebab apa. Yang ku tau karna aku memikirkanmu.
ia pulang berkelana dan mecatat nama tepat di kepala.

Rindu adalah pedang bermata
dan pikiran yang membuat
aku ditikam di bagian dada dengan santun, perlahan, dan dalam
padahal cahaya cinta kian lama kian padam tertutupi kebohongan. Entahlah kamu yang menutupi mungkin,yg pasti bukan aku.

Andaikata rindu adalah dosa
ini adalah contoh kecil api neraka
yang begitu menyiksa dada.
membuat mata berkabut
bibir ini merengut
nadi berdenyut.

Aku selalu berlatih keras
memaksa diri untuk terlihat baik-baik saja saat jauh darimu,saat tak ada pundak untuk besandar,saat tak ada dada yg lebih nyaman dari pelukmu. Namun aku tlah terlatih walupun tertatih.
Meskipun kenyataan berbicara
pikiran dan hatiku cemas,cemas akan kau disana. Aku tau betapa kau juga merindukanku.
kau memang telah pergi, tak peduli seberapa jauh
namun rindu ini membuatmu terasa dekat
melihat kenangan melambaikan tangan
mengajak ingatan bermain di kepala
membangkitkan angan
membangunkan rasa
meski kusadar betul bahwa itu blm terjadi sepenuhnya.
walau pun kau jauh tapi  kuharap sebuah temu.
semoga kau masih ingat aku, tidak pun tidak apa-apa
tulisan ini hanya sebagai sebuah salam
dari aku yang sedang merindukanmu malam ini dan seterusnya