Nulis Tanpa Batas

Nulis Tanpa Batas

Akhir

Minggu, 16 November 2014

Teruntuk kamu.

Mungkin kamu tak akan mengerti bagaimana rasanya dirundung kesepian seperti malam-malam yang selama ini kulalui. Ah ralat, maksudku sepanjang tik tok jam yang aku lalui, tak hanya malam-malam lagi. Setiap hari. Sebab toh kamu punya banyak sekali teman, banyak sekali obrolan dan perbincangan, pun rencana-rencana untuk pergi bersama entah dengan siapa yang jelas bukan aku.

Mungkin juga kamu tak akan pernah menyangka betapa pedih rasanya ketika kamu mau melakukan apapun yang seseorang minta, tapi dia tak melakukan hal yang sama. Seperti menjadikannya nomor satu sementara kamu bahkan tak menduduki posisi kedua, ketiga atau bahkan kelima dalam hidupnya.

Mungkin lagi, kamu tak akan pernah peduli betapa kamu begitu dicintai dan dibutuhkan.

Mungkin kamu tidak akan tahu, bagaimana rasanya seseorang menahan rindu dan pura" tegar di hadapanmu.


Yang salah mungkin justru aku, memberimu waktu untuk sibuk sendiri, lalu aku kehilangan kamu.

Jadi tak salah sama sekali jika kamu memilih pergi mencari suasana baru, padahal ada aku yang siap ada untukmu.

Tak salah pula jika kamu memilih melakukan hal-hal yang menyenangkan sendirian, atau bersama teman-teman, atau entah siapa.

Sekali lagi kamu tak salah.

Yang salah mungkin justru aku.

Kamu tak bertanggung jawab atas pedih, sedih, dan sakit yang aku rasakan karena kehilangan kamu. Yang bertanggung jawab mungkin adalah kesepian-kesepian yang aku ciptakan sendiri.

Mungkin bukan pula salahmu ketika kamu berubah menjadi bangsat.

Mungkin salah kecewaku yang terlalu mengharapkanmu untuk selalu ada dan tak pernah minggat.

Hahaha. Mungkin kesepian itu seharusnya memang dibunuh lalu dihilangkan dari kamus kehidupan. Agar tak banyak orang yang menderita seperti aku di luar sana.

Aku menyayangimu. Sungguh.

Ada dua pilihan bagiku untuk menghadapi kamu. Mungkin aku perlu berkata kasar, tapi kamu nanti menangis dan sakit hati jika mendengarnya..

Atau aku biarkan kamu pergi. Dan tak pernah mengharapkanmu ada dalam hidupku lagi.

Oh ayolah, aku hanya marah.

Entah marah pada siapa. Bukan.. bukan padamu.

Aku tak mungkin mengatakan hal yang macam-macam karena aku tak mau melihatmu terluka. Tak pernah tega. Aku hanya pergi untuk sementara. Sampai kamu –jika aku beruntung- merasakan kesepian yang sama. Sampai kamu –jika aku beruntung lagi- merindukanku sama besarnya.

Aku hanya kesepian. Kesepian sekali.

Aku hanya sedang rindu. Rindu sekali.


Ah.. Sudah, sudah.. Kamu tak perlu memikirkan tentang sakitnya sepi yang mengiris nadi. Itu urusanku. Kamu pergilah. Sampai kamu temukan hal-hal yang membahagiakan. Kelak ketika kamu merasa lelah, dan benar-benar tak ada yang mendengarkanmu, kamu bisa temui aku lagi.

0 komentar:

Posting Komentar